Cerpen Niduparas Erlang Layang-layang yang terus diulur Wadi semakin meninggi, terus meninggi, dan nampak semakin mengecil. Hingga tinggal serupa titik bersudut empat, mengambang di bawah biru langit kemarau, meliuk-liuk di antara awan-gemawan yang bergerombol dan berarak ke utara. Ekornya yang rawing-rawing, atau sayap di kedua sisinya, tak lagi dapat ditangkap matanya yang telanjang. Hanya benang yang di ujung sini diikatkan pada kaleng bekas susu, terlihat agak melengkung ke bawah. Sementara ujungnya yang lain seperti begitu saja menusuk udara, menguhunus awan, tetapi Wadi—anak yang terus mengulur benang gelasannya sampai habis—tahu bahwa ujung benangnya masih terikat pada tali layang-layang yang kini nampak bergoyang-goyang terterpa angin. Dari air mukanya, nampak Wadi begitu sumringah...